PENDAHULUAN SEMIKONDUKTOR DAYA
Rangkaian
elektronika daya merupakan suatu rangkaian
listrik yang dapat mengubah sumber daya listrik dari bentuk gelombang tertentu
menjadi sumber daya listrik dengan bentuk gelombang lain dengan menggunakan
piranti semikonduktor daya. Semikonduktor daya memiliki peran penting dalam
rangkaian elektronika daya. Contohnya, seperti bentuk gelombang sinusoida
menjadi gelombang nonsinusoida. Semikonduktor daya dalam rangkaian elektronika
daya umumnya dioperasikan sebagai :
1.
pensakelar (switching)
Fungsi
utama semikonduktor pada aplikasi elektronika daya adalah sebagai saklar atau
switching. Proses switching merupakan dasar dari materi pada elektronika daya
sehingga perlu difahami dengan baik. Switching dilakukan secara elektronik
dengan kecepatan tinggi yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2. pengubah (converting)
Fungsi yang
kedua dari peralatan semikonduktor elektronika daya adalah untuk melakukan
pengubahan atau converting dari tipe sumber. Konversi dapat dilakukan dari AC
ke DC, AC ke AC, DC ke DC maupun dari DC ke AC. Proses pengubahanbesaran
meliputi pengubahab bentuk gelombang arus, tegangan maupun besaran lainnya.
3.
pengatur (controlling)
Fungsi
yang ketiga dari peralatan semikonduktor elektronika daya adalah untukm
elakukan pengaturan aplikasi elektronika industri sesuai dengan yang
diinginkan. Contoh pengaturan adalah pengaturan tegangan, pengaturan arus,
pengaturan daya listrik dan pengaturan besaran-besaran lainnya. Dengan
melakukan pengaturan besaran listrik akan berpengaruh pada sistem kerja pada
sistem yang bekerja di industri seperti kecepatan putaran, tekanan, suhu,
kecepatan gerak, dan sistem kerja lainnya.
Penggunaan semikonduktor dalam
rangkaian elektronika daya memiliki keuntungan:
a.
Menaikkan
efesiensi dan performansi rangkaian.
b.
Rugi-rugi
daya relatif kecil
c.
Kegunaannya
seperti sakelear berupa ON atau OFF bisa sekaligus sebagai pengubah dan atau
pengontrol.
Aplikasi rangkaian elektronika biasanya
digunakan pada peralatan konversi daya listrik yang besar; seperti : transmisi
daya listrik, pengaturan motor listrik secara elektronis di industri; hingga
peralatan listrik keperluan sehari-hari dengan daya yang rendah ( Pengaturan
lampu (dimmer) dan Uninterutable Power Supply (UPS)). Di samping itu, rangkaian
elektronika daya dapat mengubah beberapa bentuk rangkaian listrik pengubah,
antara lain: rangkaian listrik yang mengubah sumber listrik arus bolak-balik
(alternating current – AC) menjadi sumber listrik arus searah (direct current –
DC), mengubah sumber listrik arus searah (direct current – DC) menjadi sumber
listrik arus bolak-balik (alternating current – AC), mengubah tegangan DC tetap
menjadi tegangan DC yang dapat diatur, dan mengubah sumber AC dengan frekuensi
tertentu menjadi sumber AC dengan frekuensi baru.
KARAKTERISTIK
SEMIKONDUKTOR DAYA
Beberapa karakteristi
semikonduktor daya yaitu :
1.
DIODA
Dioda
merupakan semikonduktor (komponen) elektronika daya yang memilki dua terminal,
yaitu: anoda dan katoda. Diode digunakan sebagai pansekalar akan ON jika
potensial pada anode lebih positif daripada potensial pada katoda, dan dioda
akan memblok (OFF) jika potensial pada anoda lebih negatif daripada potensial
pada katoda.
Dalam keadaan ideal, saat keadaan ON diode
akan memilii tegangan sama denga nol dan memiliki arus yang mengalir sama
dengan arus bebanya, sedangkan keadaan OFF, diode akan memiliki tegangan sama
dengan tegangan sumbernya dan arusnya yang mengalir sama dengan nol.
2.
THYRISTOR
Dalam keluarga thyristor memiliki
beberapa macam yaitu:
a.
SCR
(silicon-controlled retifier)
SCR memiliki
tiga terminal, yaitu anoda, katoda, dan gate. Penggunaan SCR dalam inputnya
dapat berupa tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC). Ketika sumber
masukan berupa searah (DC) jika anoda lebih positif dari pada katoda dan
terminal gate dialiri arus pulsa positif, SCR akan ON terus walaupun Gate
diputus atau dialiri pulsa negative. Agar SCR menjadi OFF pada katodanya harus
dibuat lebih potensial daripada anodanya.
Sedangkan
untuk sumber masukan berupa tegangan bolak-balik (AC) SCR akan ON ketika tegangan
bolak-balik pada polaritas positif dan akan OFF pada polaritas negatif, tetapi
pada terminal gate harus selalu dialirkan arus pulsa positif. Berbeda dengan
karakteristik sebelumnya, SCR akan OFF ketika arus pulsa pada gate diputus. Hal
ini berarti, arus pulsa pada gate harus selalu dihubungkan dengan terminal gate
agar rangkaian dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan.
b.
GTO
(gate turn-off thyristor)
GTO merupakan
komponen elektronika daya yang memiliki tiga terminal, yaitu: anoda, katoda,
dan gerbang (gate). Karakteristik GTO seperti SCR, GTO akan konduksi (ON) jika
potensial pada anoda lebih positif daripada potensial pada katoda dan pada terminal
gerbang dialirkan pulsa arus positif dan akan terus ON. GTO akan OFF jika
terminal gerbang dan katoda diberi tegangan yang lebih negatif atau dialiri
pulsa arus negatif.
c.
TRIAC.
TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor.
Ini menunjukkan sakelar dua arah yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua
arah ketika dipicu (dihidupkan). TRIAC dapat dinyalakan baik dengan tegangan
positif ataupun negatif pada elektrode gerbang. TRIAC akan aktif ketika
polaritas pada anoda lebih positif daripada katodanya. Dan gatenya diberi
polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC
akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada TRIAC (IT) lebih besar dari
arus penahan (IH) walaupun arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk
membuka (meng-offkan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus IT di bawah arus IH.
3.
TRANSISTOR
Transistor
merupakan komponen elektronika daya yang memiliki tiga terminal, yaitu: basis,
emitor, dan kolektor. Dalam rangkaian elektronika daya, transistor umumnya
dioperasikan sebagai sakelar dengan konfigurasi emitor-bersama. Transistor
dengan jenis NPN akan ON jika pada terminal kolektor-emitor diberi panjar (bias)
dan pada basis memiliki potensial lebih positif dari pada emitor dan memiliki
arus basis yang mampu mengendalikan transistor pada daerah jenuh. Sebaliknya,
transistor akan OFF jika arus basis dikurangi hingga pada kolektor tidak dapat
mengalirkan arus listrik.
Jika
dilihat Transistor dalam kadaan ideal, ketika transistor dalam kondisi ON memiliki karakteristik
tegangan pada terminal emitor dan kolektor (VCE) sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus bebannya.
Sebaliknya, ketika transistor dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan
pada transistor sama dengan tegangan sumbernya (VCC) dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi transistor ON dan
OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada transistor sebagai
sakelar.
4.
MOSFET
MOSFET
merupakan komponen semikonduktor daya yang memiliki tiga terminal, yaitu:
gerbang, sumber (source), dan pengalir (drain). MOSFET bekerja atas dasar
prinsip kendali-tegangan (voltage-driven). Jika pada terminal gerbang-sumber
dicatu tegangan yang cukup besar maka piranti akan ON, sehingga menghasilkan
tegangan yang kecil antara terminal pengalir-sumber. Dalam kondisi ON,
perubahan tegangan pada terminal pengalir-sumber berbanding lurus dengan arus
pada terminal pengalirnya. Jadi, terminal pengalir-sumber memiliki resistansi
sangat kecil pada saat kondisi ON.
Jika dilihat dalam keadaan ideal,
ketika MOSFET dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan pada terminal
pengalir dan sumber (VDS) sama dengan nol dan arus yang
mengalir sama dengan arus bebannya. Sebaliknya, ketika MOSFET dalam kondisi OFF
memiliki karakteristik tegangan pada MOSFET sama dengan tegangan sumbernya (VDD) dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi
MOSFET ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada MOSFET
sebagai sakelar
5.
INSULATED
GATE BIPOLAR TRANSISTOR (IGBT)
IGBT merupakan komponen elektronika
daya yang memiliki karakteristik gabungan antara MOSFET, transistor, dan GTO.
Seperti MOSFET, IGBT memiliki impedansi gerbang yang tinggi sehingga hanya
memerlukan arus yang kecil untuk mengaktifkannya. Serupa dengan transistor,
IGBT memiliki tegangan kondisi-ON yang kecil meskipun komponen ini mempunyai
rating tegangan yang besar dan mampu memblok tegangan negatif seperti halnya
GTO.
PRINSIP
DASAR RANGKAIAN ELEKTRONIKA DAYA
Pengaturan daya listrik dapat
dilakukan dengan cara melakukan konversi bentuk gelombang besaran tertentu
menjadi bentuk lain dengan menggunakan suatu rangkaian elektronika dengan prinsip
kerja yang memanfaat karakteristik pensakelaran dari piranti semikonduktor daya
sebagai diuraikan di muka.
Rangkaian elektronika
daya dapat diklasifikasikan dalam lima jenis, yaitu :
1. Penyearah tak-terkendali, yakni suatu rangkaian yang mengubah
tegangan arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus searah (DC) tetap/ diatur.
2. Penyearah terkendali (konverter AC-DC), yakni suatu rangkaian
yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC yang dapat dikendalikan/ diatur.
3. Pengatur tegangan arus bolak-balik (konverter AC-AC), yakni
suatu rangkaian yang dapat mengubah tegangan AC tetap menjadi tegangan AC yang
dapat dikendalikan/ diatur.
4. Pemangkas arus searah (chopper DC), yakni suatu rangkaian yang
digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan DC
yang dapat dikendalikan/diatur.
5. Inverter (konverter
DC-AC), yakni suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC
tetap menjadi sumber tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur.
Pada komponen gto.. Pada saat pengukuran A ke k terdapat nilai 0.2..sebelum di beri triger tetapi pada waktu lain pada komponen yg sama harus diberikan triger dahulu nilai A-k = 0.2 baru bisa muncul.. Apakah kedua gto itu normal..?? Izin bertanya
ReplyDelete